jump to navigation

Analisis Parsial-The Next TB 1 July 30, 2010

Posted by wijasena in Uncategorized.
add a comment

Seiring akan berakhirnya masa tugas Kapolri Jenderal Polisi Bambang Hendarso Danuri pada bulan Oktober 2010, semakin banyak berita siapa yang akan meneruskan estafet kepemimpinan Polri kedepan. Wacana ini masih terus digulirkan karena posisi Kapolri adalah posisi yang sangat strategis sebagai kepanjangan tangan langsung dibawah Presiden. Di dalam Mabes Polri sendiri beredar beberapa nama calon Kapolri baik yang berasal dari bintang 3 (Komisaris Jenderal Polisi) dan tidak menutup kemungkinan berasal dari bintang 2 (Inspektur Jenderal Polisi) walaupun secara hierarki jelas bintang 3 mempunyai kans lebih. Setidaknya ada tujuh nama calon Kapolri yang dikabarkan akan menjadi Kapolri, dari pati bintang 3 adalah Wakapolri Komjen Yusuf Manggabarani, Irwasum Polri Komjen Nanan Sukarna, KabareskrimPolri Komjen Ito Sumadi, sedangkan dari pati bintang 2 ada Kapolda Metro Jaya Irjen Timur Pradopo, Kapolda Sumut Irjen Oegro Seno dan Irjen Pratikny. Dari sejumlah nama yang beredar tersebut sesuai mekanisme pencalonan Kapolri, akan dipilih satu orang oleh Kapolri lama yang akan diajukan kepada Presiden selanjutnya akan menjalani fit n profer test dengan Komisi III DPR-RI. Walaupun Wakapolri Komjen Yusuf Manggabarani dengan julukan ‘Big Mango’ termasuk dalam daftar nominasi calon Kapolri, kans beliau paling kecil diantara kandidat lainnya karena sebentarlagi akan segera memasuki masa pensiun, yang notabene selama ini pengganti Kapolri adalah dari perwira tinggi (pati) Polri yang masih mempunyai masa kerja paling tidak 2 tahun untuk kelanjutan dan meneruskan kebijakan Kapolri sebelumnya, walaupun demikian tidak menutup kemungkinan karena di dalam institusi Polri dikenal adanya perpanjangan dinas aktif (PDA) ketika anggota Polri memang sangat dibutuhkan oleh institusinya. Kabareskrim Polri Komjen Ito Sumadi, pati bintang 3 ini namanya mulai di dengar oleh publik sejak menggantikan posisi Kabareskrim lama Komjen Susno Duaji, sebelumnya menjabat sebagai Kapolda Sumsel dan Koordinator Staf Ahli (Sahli) Kapolri. Keduanya baik Susno maupun Ito berasal dari satu alumni Akpol angkatan 77 Tetapi belakangan ini terdengar desas-desus bahwa Pak Ito Sumadi akan dimutasi menjadi anggota Dewan Pertahanan Nasional yang tentu saja bukan sebuah posisi trategis jika akan dicalonkan menjadi Kapolri lain halnya jika beliau tetap menjadi Kabareskrim Polri. Masih dari jajaran pati bintang 3, Komjen Nanan Sukarna yang kini menjabat sebagai Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Polri adalah peraih Adi Makayasa Akpol angkatan 78 yang berarti adalah terbaik diangkatannya. Riwayat karirnya sempat tercoreng saat menjabat sebagai Kapolda Sumut dimana terjadi demonstrasi besar-besaran di Kantor DPR yang mengakibatkan menginggalnya Ketua DPRD Sumut Azis Angkat, yang kemudian atas desakan masyarakat dicopot dari jabatannya karena dianggap paling bertanggung jawab atas kasus ini dan ditarik menjadi pati pada Mabes Polri. Tetapi tidak lama kemudian beliau langsung mengisi jabatan sebagai Kadiv Humas Mabes Polri yang ditinggalkan oleh Irjen Abu Bakar Nataprawira. Saat menjadi KadivHumas Polri Nanan dianggap sukses dalam menjalankan tugasnnya sebagai penghubung antara Polri dan Masyarakat, ini tak lepas dari gaya komunikasi massa yang sangat efektif. Saat ini Nanan menduduki jabatan Irwasum Polri menggantikan Yusuf Manggabarani yang menjadi Wakapolri. Nanan dikenal sangat dekat dengan mantan Wakapolri Makbul Padmanegara.

Sedangkan dari glolongan pati bintang 2 yang di akan dicalonkan menjadi Kapolri Irjen Trimur Pradopo, Irjen Oegro Seno, Irjen Pratiknyo. Jika salah satu dari ketiganya maju maka bisa dipastikan akan menggantikan posisi Kababinkam (bintang 3) yang sebentar lagi akan memasuki masa pensiun. Ya Komjen Iman Haryatna akan segera pensiun, yang berarti dari ketiga pati bintang 2 yang menggantikan Iman Haryatna lah yang semakin kuat untuk memperebutkan posisi TB-1 sebutan untuk Kapolri. Jika melihat dari riwayat karier penugasan beberapa tahun belakangan, saat ini ketiga nya menjabat sebagai Kapolda dengan kategori Polda tipe A. Timur Pradopo sekarang sebagai Kapolda Metro Jaya terkenal orang sebagai figur yang tenang dan tegas dalam mengambil keputusan. Mempunyai garis komando yang sangat kuat terbukti pernah menjabat sebagai Kapolda Banten dilanjutkan Jawa Barat dan terakhir Polda Metro Jaya. Oegro Seno yang merupakan Kapolda Sumut sebelumnya Kadiv Propam Polri adalah figur yang tegas dalam mengambil keputusan, berani bersebrangan dengan pimpinan jika perintah pimpinan menyimpang. Kasus yang paling mencolok ketika menjabat sebagai Kapolda Sulawesi Tengah, saat itu Kapolri memerintahkan agar menembak mati Tibo cs, tetapi Oegro Seno tidak melakukan perintah tersebut karena dirasa kurang tepat. Low profile dan mampu mengayomi anak buah, saat menjadi Kadiv Propam saat jendral bintang 1 jika dari mabes barat menuju mabes timur yang hanya dipisahkan oleh jalan enggan untuk berjalan kaki dan memilih menggunakan mobil fasilitas dinas, lain halnya dengan Irjen Oegro Seno dengan berjalan gagah tidak malu jalan dengan personel lainnya yang jauh tingkat kepangkatannya. Kedua Jenderal ini adalah alumni Akpol 77 satu lifting dengan Irwasum Polri Komjen Nanan Soekarna. Sedangkan Irjen Pratiknyo saat ini menjabat Kapolda Jatim sangat jarang diekspos media sehingga kurang familiar, sebelum menjabat Kapolda sebagai Wakabaintelkam Polri.

Ada beberapa aspek yang perlu kita lihat, dan dari berbagai sudut pandang. Sebagaimana pencalonan pemimpin negeri ini banyak pihak yang berkepentingan dan nilai-nilai politis. Tak lain karena jabatan Kapolri adalah jabatan yang sangat strategis karena merupakan institusi yang dibawah langsung kendali Presiden sejak memisahkan diri dari TNI. Reformasi Birokrasi dan Kelanjutan dari Renstra Polri yang sudah berjalan pada fase Partnership Building tidak akan berjalan jika tidak ada kesinambungan. Yang tentu saja ini akan mengalami proses panjang karena akan di olah lagi oleh Dewan jabatan dan kepangkatan perwira tinggi (Wanjakti).

Rivalitas dalam suksesi kepemimpinan di TNI-Polri adalah hal yang wajar. Persaingan tak hanya terbatas antar angkatan tetapi dalam satu angkatan. Masing-masing kandidat akan menggalang dukungan baik dari Kapolri yang akan digantikan, pejabat utama Mabes Polri, dari teman satu angkatan maupun juniornya di Akademi Kepolisian sehingga kans, popularitas serta pamornya naik. Tidak Kallah penting  dukungan dari Presiden dan DPR khususnya Komisi III wajib dikantongi. Jika kemungkinan calon yang diajukan oleh Kapolri kepada Presiden hanya satu orang tentu saja hal ini tetap menarik. Kapolri akan memilih 1 dari kandidat yang dipastikan masih dalam ‘jalurnya’ dan sesuai dengan ‘selera’ Presiden SBY. Jadi jenderal Polisi yang satu tipe dengan SBY lah yang akan diajukan ke Komisi III. Dapat ditebak Inspektur Jenderal Oegro Seno yang paling mendekati kepemimpinan SBY. Banyak kemiripan antara SBY dan Oegro Seno. Sama-sama dari suku Jawa walaupun bukan isue yang menonjol. Kepribadian yang kalem namun tegas, sosok yang berwibawa, sama-sama berdedikasi pada institusinya. Berani berseberangan arus dengan pimpinan jika perintah pimpinan salah. Kita tunggu saja apakah Irjen Polisi Oegro Seno yang akan menduduki posisi TB-1. Sekali lagi ini adalah analisi parsial……